Kamis, 30 Agustus 2012

#13: Humble Man

Pekerjaan saya saat ini menuntut saya untuk berinteraksi dengan berbagai tipe orang. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari hal tersebut. Satu hikmah penting yang bisa saya ambil adalah semakin tinggi jabatan seseorang sesungguhnya semakin kita tidak berdaya dan sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak. Adalah sebuah keharusan semakin “tinggi” seseorang sikap arogan hendaklah dibuang jauh-jauh.

Selepas magrib petang ini saya menyaksikan pemandangan menarik. Seorang pejabat Bank Indonesia yang saat ini menjabat Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI Solo pulang dengan menggunakan ojek untuk selanjutnya menuju Stasiun Tanah Abang. Menurut rekan kerja saya yang sering berinteraksi dengan beliau, beliau memang sosok yang sangat rendah hati. Semoga Allah selalu melindungi orang-orang baik seperti beliau karena #jadipemimpinjangansongong.

Depok, 30 September 2012

#12: Claustrophobia

Bagi pengguna jasa kereta commuter line pas sangat tahu jam-jam sibuk adalah saat pagi berangkat kerja ke arah Jakarta dan jam pulang kerja ke arah Bogor atau Depok. Pagi tadi saya sepertinya mengalami claustrophobia, posisi berdiri saya di CL berada di tengah-tengah antara 3 orang. Posisi tangan saya sudah berada di bawah dan tidak mungkin lagi untuk diangkat untuk berpegangan. 2 orang yang berada di sisi sebelah kanan dan kiri sama-sama menaikkan tangannya untuk berpegangan. Otomatis kepala saya terjepit di antara kedua tangan penumpang tersebut. Namun, yang membuat saya sesak nafas adalah ada 1 orang penumpang lain yang berdiri tepat di depan saya. Tinggi orang tersebut hampir sama dengan saya sehingga rambut orang tersebut yang jabrik menyundul-nyundul muka saya. Untungnya hal ini berlangsung tidak terlalu lama kalau tidak mungkin saya bisa semaput.

Sekian.

Depok, 29 Agustus 2012

#11: Seksualitas

Apa yang ada di pikiran Anda jika mendengar kata seksualitas? Mudah-mudahan tidak hanya sedangkal berpikiran tentang hubungan seksual. Saya tiba-tiba berpikir tentang seksualitas karena teman kantor saya yang bisa masuk kategori akhwat (berjilbab panjang & bergamis) tadi malam ngetwit tentang ini. Dia menemui kenyataan di lingkungannya yang menurutnya adalah orang-orang yang paham agama namun mendikotomikan kedua hal ini.

Ada beberapa pertanyaan kritis dari teman saya ini yang bisa jadi bahan renungan bersama, antara lain:

1. Bagaimana sikap kita terhadap orang yang memiliki preferensi seksual non hetero?

2. Apa yang sudah kita lakukan jika merasa lebih paham agama terhadap orang-orang yang dianggap menyimpang ini?

3. Bagaimana sikap kita jika menemui orang yang memiliki preferensi seksual non hetero tapi ibadahya rajin?

4. Jangan-jangan kita selama ini hanya berdakwah untuk orang yang sebenarnya sudah sholeh. Sungguh tantangan sebagai orang tua ke depannya semakin berat. Sudahkan kita siap menjawab segala pertanyaan anak kita kelak tentang seksualitas?

#aku beriman maka aku bertanya

Depok, 27 Agustus 2012

#10: Nikah

Yak Si Mamah udah mulai nanya-nanya tentang nikah dan calon istri.

“Mama pengennya nanti kamu nikahnya barenga aja dengan Adek biar ndak repot. Sekalian.”

Percakapan via telpon sore tadi membuat saya berpikir. Apa jadinya ya kalau kriteria calon istri saya berbeda dengan criteria menantu idaman si Mamah. Kalau berdasarkan yang pernah saya ketahui selama ini kuncinya adalah komunikasi antara  orang tua dan anak.

Bagi saya tidak terlalu penting dengan siapa dan kapan kita menikah tapi mengapa dan bagaimana kita menikah.

Depok, 26 Agustus 2012

#9: Music of My Life

Masa tumbuh kembang setiap individu pasti diiringi musik dan lagu yang sedang hits pada masanya. Tidak bisa tidak walaupun kita adalah orang yang mengharamkan music sekalipun, musik dan lagu yang sedang top pada masanya pasti ikut mewarnai hidup kita.

Bagi saya musik adalah pengingat kenangan masa lalu dalam setiap fase hidup yang telah saya lalui. Saya yakin hal ini berlaku hampir pada setiap orang. Lagu-lagu Dewa 19, Nugie, The Corrs dan band lain yang terkenal pada tahun 90an mengingatkan kenangan masa ketika saya tinggal di  tanah Borneo. Lagu Gigi Andai pasti mengingatkan saya dengan akhir masa SMP dan mulai masuk SMA. Saya ingat ketika dulu membeli album the best Gigi tersebut adalah bersamaan dengan pengumuman penerimaan SMA di Bukittinggi. Eh iya satu lagi lagu-lagu yang pasti membuat saya ingat dengan akhir masa SMP adalah OST. AADC dan Sheila on 7. Hahaha

Masuk masa SMA, saya semakin sering beli kaset dan mulai nge-band. Oh iya, medio awal 2000 ini juga sebuah band fenomenal bernama Peterpan lahir. Dua album awal band asal Bandung ikut andil menemani saya tumbuh. Selain lagu-lagu dari dalam negeri, saya mulai bermain musik dengan membawakan lagu-lagu Blink 182 dan Creed.

Pada pertengahan tahun 2000 fase hidup saya kembali berlanjut. Masa pendidikan tinggi yang sempat saya jalani di 2 pulau berbeda ini juga diiringi oleh banyak lagu dari berbagai band dan penyanyi. 1 lagu yang pasti membuat saya ingat dengan masa awal kuliah adalah lagu The Grove feat. Cindy Bernade yang berjudul Katakan Dengan Cinta.

Tentu akan masih banyak lagu yang akan mengiringi hidup saya. Bagaimana dengan Anda? :)

Depok, 25 Agustus 2012

#8: Amanah Langit

Anak adalah cerminan orang tuanya. Orang tualah yang paling bertanggung jawab membentuk anak-anaknya. Kita pasti pernah melihat ada ibu berjilbab sedang berjalan dengan anaknya yang berpakain terbuka. Sungguh miris.

Pernah dengar kisah anak yang menelantarkan orang tuanya? Hal tersebut menurut saya bisa terjadi karena kesalahan didik sang orang tua sendiri. Anak hanya akan mencontoh apa yang dilihat dari orang tuanya. Lingkungan mungkin ikut mempengaruhi pembentukan karakter seorang anak. Tapi keluarga terutama orang tualah yang akan diminta pertanggungjawabannya kelak jadi seperti apa amanah yang telah diberikan Allah tersebut.

#7: Film Indonesia

Saya lebih suka menonton film Indonesia di bioskop. Saya percaya karena jika bukan kita yang menghargai film-film Indonesia maka siapa lagi. Sampai pertengahan tahun 2012 ini sebenarnya banyak film-film Indonesia yang bagus tapi sayang sangat sepi penonton. Definsi film bagus bagi saya adalah film yang bisa saya nikmati alur ceritanya dan tidak meremehkan logika penontonnya.Masalah gendre tidak menjadi soal bagi saya.

Saya bercita-cita suatu saat nanti bisa jadi seorang produser film. Tapi entahlah apakah penonton film Indonesia sudah siap untuk mengapresiasi film lokal. Seperti yang sama-sama kita ketahui masyarakat Indonesia sudah melompat ke fase menonton sebelum maksimal di fase membaca.
Just wait and see apakah Indonesia bisa menangguk untung dari salah satu cabang industri kreatif ini seperti Hollywood bisa panen jutaan dollar hanya dari 1 film seperti Titanic.

Depok, 23 Agustus 2012

#6: Silakan Minum

Beberapa waktu yang lalu kantor saya mengundang Tanri Abeng sebagai narasumber dalam sesi senior leader untuk suatu program. Beliau menceritakan tentang berbagai tipe pemimpin bangsa Indonesia. Mulai dari presiden Sukarno sampai SBY. Tanri Abeng dulu terkenal sebagai Manajer 1 Miliar dan pernah menjabat sebagai menteri BUMN.

Presiden Sukarno menurut Tanri Abeng adalah seorang leader tapi buka manager. Ia bisa mempengaruhi banyak orang tapi kurang memiliki kemampuan untuk mengelola secara keseluruhan pemerintahannya.
Presiden Soeharto adalah seorang pemimpin dengan tipe manager. Beliau berhasil mengumpulkan para ahli di berbagai bidang untuk memacu pertumbuhan pembangunan Indonesia. Soeharto adalah pendengar yang baik dan memiliki kemampuan menyerap apa yang didengarnya dengan sangat baik. “Jika saat ini seorang ahli berbicara banyak di depan Pak Harto, maka dapat dipastikan pada pertemuan selanjutnya orang tersebut yang akan mendengar banyak dari Pak Harto.”, kenang Tanri Abeng.

Ada pengalaman menarik yang dirasakan oleh Tanri Abeng selama berinteraksi dengan Pak Harto. Ada kode unik yang harus bisa segera ditangkap oleh para menteri Kabinet Pembangunan kala itu. Jika dalam pertemuan 4 mata dengan dengan para menterinya beliau mengatakan “silakan minum” itu pertanda kita haru segera mengakhiri kunjungan dan pamit.

Depok, 22 Agustus 2012

Selasa, 21 Agustus 2012

#5: Perjuangan masih panjang

Kejayaan kembali Islam sepertinya masih lama. Apa pasal saya berani mengatakan seperti itu? Satu hal yang paling diperhatikan dalam Islam yaitu kebersihan masih sering diabaikan.

Jika Anda berkesempatan mendatangi Makkah atau Madinah pada saat bulan Ramadhan Anda pasti paham. Waktu berbuka puasa dan sahur adalah saat di mana tanah haram paling kotor. Banyak sampah di mana-mana. Bahkan tak sedikit di dalam Masjidil Haram. Walaupun segala kotoran tersebut takkan bertahan lama karena selalu ada petugas kebersihan yang sigap membersihkan tetap saja pemandangan tersebut membuat miris.

Saya masih tak habis pikir bagaimana seseorang bisa dengan santai meninggalkan sampahnya sendiri di tempat umum. Memori lama tentang sampah bertebaran di tempat suci kembali terulang. Hari terakhir Ramadhan saya kembali menyaksikan banyak sampah berserakan di tempat itikaf yang notabenenya adalah masjid.

Yah perjuangan memang masih panjang :)


Depok, 21 Agustus 2012

#4: Sepak bola

Sepak bola adalah olah raga paling populer sejagad. Tak hanya bagi kaum adam, kaum hawapun banyak yang menggandrunginya. Bagi saya olah raga ini telah menjadi hobi. Walaupun sekarang intensitas saya untuk menonton atau bermain bola sudah sangat jarang. Bahkan sejak Piala Dunia 2006 saya sudah tidak mengikuti lagi perkembangan liga-liga besar di eropa. Tapi satu hal yang masih saya usahakan adalah menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia.

Perkembangan social media terutama twitter membuat ekspresi kecintaan terhadap klub idola seperti menemui wadahnya. Setiap pekan time line pasti penuh tentang kicauan komentar pertandingan atau berita terbaru tentang klub kesayangan. Sesungguhnya saya tidak terlalu tahu apa yang mendasari setiap orang memilih mengidolakan suatu klub. Kalau kita penduduk asli suatu kota yang mempunyai klub sepakbola professional biasanya otomatis akan menjadi supporter klub tersebut.

Hal menarik terjadi di Indonesia, salah satu basis penggemar klub-klub di Eropa adalah Indonesia. Hampir setiap klub besar mempunyai kumpulan penggemar di sini. Saya lebih menggemari klub-klub asal Italia. Alasannya sederhana karena dulu di Pontianak tempat saya dibesarkan stasiun tv swasta pertama yang masuk ke kota itu menyiarkan Liga Italia. Hal itu membuat saya lebih memiliki kedekatan emosional dengan negara pizza tersebut termasuk tim nasionalnya. Saya tumbuh bersama klub-klub Italia. Saya tahu berbagai kota di Italia beserta klub sepak bolanya.

Kembali ke sepak bola nasional. Keluarga saya termasuk penonton setia timnas. Setiap pertandingan timnas disiarkan di televisi biasanya ibu saya menelepon atau mengirim pesan singkat. Beliau menanyakan apakah sedang menonton pertandingan yang sedang berlangsung.Walaupun harapan kami sering tidak sesuai dengan kenyataaan. Kami sekeluarga masih bermimpi timnas Indonesia suatu saat bisa berkompetisi level tertinggi di muka bumi yaitu piala dunia.


Depok, 20 Agustus 2012

#3: Selera

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia selera adalah kesukaan; kegemaran: akhirnya semua itu tergantung pd — masing-masing; Selera bisa menyangkut berbagai hal. Mulai dari music, makanan, olah raga dan lain. Selera sangatlah subjektif. Tak berhak seseorang menghakimi seleranya lebih tinggi dari orang lain atau menganggap selera orang lain lebih rendah.

Mungkin kita sama-sama ingat, dulu ketika Kangen Band muncul banyak pihak yang mencemooh group band asal Lampung ini. Dalam bukunya Cracking Zone, pakar manajemen perubahan Rhenald Kasali mengungkapkan bahwa cemoohan terhadap Kangen Band menggambarkan “kegalauan psikologis masyarakat menengah ke atas (di Indonesia) dalam menerima strata sosial yang lebih rendah sebagai konsumen pada strata yang sama.” Penolakan tersebut menyimbolkan ketidakmampuan menafsirkan kode-kode baru kehidupan sosial.

Hal menarik lain terkait selera adalah preferensi memilih pasangan hidup. Saya meyakini setiap orang punya selera dan kriteria masing-masing. Banyak variabel yang akhirnya mempengaruhi hal ini. Tapi satu hal yang saya percaya kualitas pasangan hidup kita kelak pasti mencerminkan kualitas diri kita.

Depok, 19 Agustus 2012

#2:Iblis Tak Mau Rugi

Kemarin malam saya berkesempatan untuk itikaf pertama  dan terakhir dalam Ramadhan tahun ini. Ada hal menarik yang disampaikan dalam kajian shubuh yaitu tentang azbabun nuzul Surah An Naas.
Dahulu dikisahkan ada seorang kakek tua dan buta yang tinggal 3 km dari Masjid Nabawi. Ia tak pernah ketinggalan 1 rakaatpun sholat berjamaah yang diimami oleh Rasulullah. Bahkan Ia tak pernah ketinggalan doa iftitah dalam setiap sholat berjamaah.

Suatu hari menjelang waktu sholat masuk turunlah hujan lebat di Madinah. Namun, derasnya hujan tak mengurungkan niat Si Kakek untuk datang ke Masjid Nabawi. Ia bergegas keluar rumah tapi ditengah jalan ia terjatuh dan bajunya kotor. Sang kakek kembali ke rumahnya dan menggati bajunya. Ia kembali keluar tapi di tengah jalan kembali terjatuh. Hal ini terjadi hingga 3 kali.

Kali ke 4 tiba-tiba di depan rumahnya datang seorang anak muda yang dengan baik mengantarkannya sampai ke depan pintu masjid. Aneh, sang pemuda tak ikut masuk. Si Kakek bertanya, “Mengapa engkau tak ikut masuk ke masjid dan ikut sholat berjamaah?”. Lalu pemuda tersebut menjawab, “Aku adalah iblis jadi tak mungkin ikut masuk dan sholat berjamaah di dalam masjid.” Dengan penuh heran Sang Kakek kembali bertanya, “Kalau kau benar iblis mengapa kau menolongku?” Iblispun menjawab, “Aku tak ingin menderita kerugian yang lebih besar. Pada saat kau pertama kali terjatuh dan pulang untuk mengganti baju lalu bergegas ke masjid, saat itu Allah mengampuni semua dosamu. Kali kedua Allah mengampuni semua dosa keluargamu dan kali ketiga Allah mengampuni semua dosa warga kampung tempat tinggalmu. Jika selanjutnya kau terjatuh dan kembali bergegas ke masjid maka Allah akan mengampuni semua dosa penduduk Madinah.Aku tak ingin itu terjadi.”

Setelah itu Iblis pergi dan Sang Kakek masuk ke masjid. Dasar Iblis ga mau rugi. Hehehe

Depok, 18 Agustus 2012

#1: Hari Raya

Bagi umat muslim yang telah menjalankan ibadah puasa Ramadha Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah waktu yang sangat dinanti. Bagi saya pernah merasakan suasana Idul Fitri di berbagai daerah sungguh pengalaman yang takkan terlupakan. Hikmah kaum perantau.

Dulu saya pernah berlebaran di Pontianak. Di Kota Khatulistiwa itu, Hari Raya Idul Fitri diperingati dengan sangat meriah. Hal uniknya adalah durasi hari raya bahkan bisa sampai 2-3 minggu setelah 1 Syawal. Hal ini terjadi karena hampir wajib hukumnya saling berkunjung ke rumah saudara, kerabat atau kenalan.

Kalau di kampung saya Nagari Kamang Hilir Kabupaten Agam Sumatra Barat, suasana lebaran maksimal dirasakan hingga 1 minggu setelah 1 Syawal. Lain lagi dengan di Mekkah. Di sana tidak terasa sama sekali nuansa Hari Raya Idul Fitri seperti di Indonesia. Orang-orang tumpah ruah datang ke Masjidil Haram. Setelah selesai, suasana kembali seperti biasa.
Bagaimana dengan suasana Idul Fitri di Depok atau Jakarta? InsyaAllah tahun ini akan saya ketahui dan rasakan sendiri :)

Depok, 17 Agustus 2012