Beberapa waktu lalu di lingkaran jejaring sosial saya marak informasi
tentang ketidakhalalan sebuah restoran. Hal ini bermula dari sebuah
pesan siar/broadcast mesaage yang diteruskan ke banyak group
whatsapp/bbm.
Tak ayal lagi di era screen on hand saat ini, informasi tersebut
akhirnya diketahui banyak orang. Kemudian menjadi menarik karena orang
yang pertama kali menyebarkan informasi tersebut menuliskan akun twitter
sumber berita.
Ramailah mention konfirmasi ke akun itu. Akhirnya terkuak bahwa sang
sumber yang akun twitternya disertakan bukanlah pangkal dari berita
menghebohkan tersebut.
Jangan asal sebar
Saat ini dunia begitu datar. Empati, simpati dan kebencian dengan
begitu mudah disebarkan. Semuanya berada dalam genggaman tangan.
Semangat menyebarkan informasi(apapun) terkadang tidak berbanding lurus
dengan semangat untuk melakukan konfirmasi dan verifikasi berita yang
akan kita sebarkan.
Telah meneruskan informasi tanpa verifikasi bukan berarti kewajiban
kita gugur. Bisa jadi, tanggung jawab moral kita malah bertambah karena
membuat sebuah berita semakin simpang siur tanpa bisa ditelusuri
kebenaran dan sumbernya.
Verifikasi dan apresiasi via akun twitter
Pengguna ponsel pintar semakin bertambah. Lalu lintas pesan siar/
broadcast message adalah hal yang sangat sulit dihindarkan dalam
interaksi antar sesama. Hampir semua pengguna ponsel pintar pasti juga
mempunyai akun twitter. Twitter seperti juga media sosial lainnya
berfungsi sebagai sarana personal branding.
Jika dihubungkan dengan fenomena maraknya penyebaran pesan siar yang
kurang bertanggung jawab maka keberadaan akun twitter dapat membantu
mengatasinya. Sebagai pribadi yang bertanggung jawab pastikan kita hanya
menyebarkan berita yang sudah terverifikasi kebenarannya. Verifikasi
dapat dilakukan dengan cross check ke orang pertama kita mendapatkan
informasi tersebut. Kemudian sebelum menyebarkan kembali pesan itu,
tuliskan akun twitter kita dan orang yang menyampaikan pesan tersebut ke
kita. Jika perlu cari info tentang akun twitter penulis awal/ penyampai
asli suatu pesan.
Mengapa akun twitter? Karena saat ini kredibilitas seseorang dapat
dilihat dari apa yang ia kicaukan. Disamping itu, dengan sabak digital
di tangan lebih mudah bagi kita untuk melakukan verifikasi via twitter
dibandingkan melalui nomor telpon yang dicantumkan.
Selain berfungsi sebagai sarana verifikasi pencantuman akun twitter
juga berfungsi sebagai sarana apresiasi. Kita tentu pernah mendapatkan
BM tausiah tanpa tau siapa penulis asli pesan tersebut. Mencantumkan
sumber asli dan siapa saja yang telah meneruskan pesan kebaikan berarti
kita juga menghargai pesan baik tersebut.
Tak mudah memang mengubah tren asal sebar ini. Tapi seperti kata Aa Gym: mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini.
Ladang Darek, Kamang Hilia, 6 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar