Tulisan lama dari rifkihidayat.multiply.com
Sebenarnya
sudah lama saya ingin menulis tentang ini. Tak lama setelah pemilihan
presiden di Amerika lalu, hati ini seperti tergelitik ingin mengomentari
harapan dan tanggapan yang menurut saya cukup berlebihan dari bebagai
pihak atas terpilihnya presiden kulit hitam pertama negeri Uncle Sam tersebut. Cukup banyak saya lihat status YM atau Facebook temen-teman yang
menyatakan kegembiraanya atas terpilihnya seorang keturunan Kenya yang
pernah sekolah di Menteng itu. Mungkin bagi sebagian orang hal ini
dianggap wajar.
Tapi saya akhirnya mendapatkan beberapa fakta menarik
tentang seseorang keturunan suatu negara yang akhirnya tidak
berkontribusi bahkan malah tidak memberi nilai positif terhadap negara
asalnya.Menurut Iwan Kamah dalam sebuah milis yang saya ikuti hal ini ia sebut sebagai Hitler's birthplace syndrome yaitu latar belakang dan memori seseorang tidak akan membawa nilai positif terhadap tingkah lakunya. Hal ini disebabkan Hitler menyerang Wina,Austia yang merupakan kota kelahirannya sebelum Perang Dunia II dimulai.
Berikut beberapa tokoh yang terkena Hitler's birthplace syndrome:
1.Jenderal
Dwight Eisenhower, Presiden AS ke 34, harus menghancurkan Jerman dan
akhirnya mengalahkan Hitler. Padahal kedua orang tuanya berdarah Jerman.
2.Zbigniew
Brzezinski, Ketua Dewan Keamanan Nasional AS pada masa Presiden Jimmy
Carter.Seorang kelahiran Warzawa Polandia yang dalam menjalankan
kebijakannya, harus menghancurkan reputasi dan hegemoni negara-negara
Pakta Warzawa (blok komunis), yang kala itu sedang hangat-hangatnya
perang dingin antara AS (kapitalis) dan Uni Soviet (komunis).
3. Paul Wolwofitz, bekas dubes AS di Jakarta, arsitek Perang Teluk dan mantan
Presiden Bank Dunia, memiliki ikatan emosional dengan Jawa. Istrinya pandai
bicara Jawa dan lama mondok di sini waktu ikut program AFS.Tidak memberikan manfaat apa-apa bagi Indonesia.Baginya Amerika tetap nomor satu.
Presiden Bank Dunia, memiliki ikatan emosional dengan Jawa. Istrinya pandai
bicara Jawa dan lama mondok di sini waktu ikut program AFS.Tidak memberikan manfaat apa-apa bagi Indonesia.Baginya Amerika tetap nomor satu.
4.
Neneknya Lee Kuan Yew, pendiri Singapura berasal dari kota Semarang.
Lalu apa untungnya buat Indonesia? Tidak ada pengaruh berarti atas
kedekatan historis tersebut bagi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar