Senin, 14 November 2011

TEPAT WAKTU ADALAH KOMITMEN*

Seperti yang saya tulis di postingan pertama ketika membuat blog ini bahwa setiap orang berhak menuliskan sejarahnya sendiri. Berikut salah satu tulisan yang jadi bagian sejarah hidup saya. Pengalaman aktif di Ikatan Mahasiswa Minang UI pada medio 2007-2008 memberi warna tersendiri bagi perjalanan hidup saya. 


TEPAT WAKTU ADALAH KOMITMEN*

Itulah kata-kata yang diucapkan Basrizal Koto untuk ”menampar” panitia yang terlambat memulai acara dalam sebuah seminar yang menurut saya cukup sukses yang diselengarakan oleh IMAMI UI dalam masa kepengurusan Kabinet Gotong Royong Badunsanak 2007/2008.”Bagaimana seseorang dapat dipercaya untuk memegang tanggung jawab yang lebih besar jika untuk mengendalikan hal sepele(waktu) saja tidak bisa”,lanjutnya kala itu.

Waktu,adalah hal paling berharga yang harus kita kelola dalam hidup ini.Waktu tidak akan pernah kembali walau sedetikpun.Hal ini sangat sesuai dengan moto hidup saya:”Jangan pernah menyesali waktu yang telah berlalu,karena waktu itu tak akan pernah kembali.Berusahalah melakukan hal yang lebih baik dari waktu sebelumnya.”Hal ini lah yang coba saya terapkan di kepengurusan Kabinet Gotong Royong Badunsanak IMAMI UI 2007/2008 khususnya di Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM).Kami berkomitmen untuk selalu tepat waktu dalam melaksankan rapat,berbagai program kerja dan segala hal yang menyangkut “hajat hidup” orang banyak.Saya pernah mengatakan pada para PSDM-esr,”terserah teman-teman ingin terlambat kalau hal itu hanya menyangkut diri sendiri,tapi jangan pernah terlambat kalau hal tersebut menyangkut kepentingan orang lain.Jangan pernah buat orang menunggu dan kecewa karena kita”.Kami bahkan sampai sepakat mengenakan denda bagi anggota yang datang terlambat dalam setiap rapat yang telah disepakati.Banyak yang mengatakan bahwa hal ini agak berlebihan untuk diterapkan pada sebuah paguyuban seperti IMAMI.Namun,seperti yang saya baca dalam Change karangan Rhenald Kasali,bahwa setiap perubahan yang dilakukan pasti akan menuai tantangan dari berbagai pihak karena mereka tidak ingin keluar dari comfort zone-nya.

Saya yakin dengan perubahan yang saya lakukan.Hal ini terbukti dengan tingginya komitmen rekan-rekan PSDM untuk melaksanakan berbagai proker yang telah direncanakan dengan sangat baik,sesuai dengan jargon kami:sehati berkontribusi untuak nagari.

 Namun ada satu hal yang sedikit saya sayangkan,yaitu saya belum bisa menularkan ”budaya” kami itu ke divisi lain dalam Kabinet Goro Badunsnak dan IMAMI secara umum.Tapi sesuai matto hidup saya,saya tidak akan menyesali hal tersebut.Saya ingin “cacat” itu dapat berubah,jadi lebih baik di masa datang dan teman-teman 2007-lah yang akan mewujudkannya.Jangan pernah lagi mengamalkan penyataan bahwa “budaya ngaret adalah budaya orang Minang”.Tepat waktu adalah komitmen.Komitmen mendorong kepercayaan dan semangat kerja dan perubahan membutuhkan komitmen(Kasali,Rhenald,2005).

Saya yakin teman-teman 2007 dapat mewujudkan hal tersebut,sehingga IMAMI tidak hanya dapat berkontribusi maksimal bagi nagari (Sumbar) khususnya,tapi juga bagi negara Indonseia secara umum.Terus semangat terhadap setiap perjuangan yang akan dilakukan dan luruskan niat hanya untuk mendapat keridhaan Allah SWT.






*diambil dari LPJ Divisi PSDM IMAMI UI 2007/2008
Special thanks for the agents of change:che2,dhita,sari,ucok,yenti.what a great team guys!           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar